Lompat ke konten
Beranda » News » Gunung Sumbing: Antara Tanjakan Berat dan Keindahan Tak Terlupakan

Gunung Sumbing: Antara Tanjakan Berat dan Keindahan Tak Terlupakan

  • oleh

Gunung Sumbing: Antara Tanjakan Berat dan Keindahan Tak Terlupakan

gunung sumbing
gunung sumbing

Wonosobo, Jawa TengahGunung Sumbing, yang menjulang hingga 3.371 meter di atas permukaan laut (mdpl), kembali menarik ratusan pendaki setiap akhir pekan. Gunung tertinggi ketiga di Pulau Jawa ini menghadirkan kombinasi jalur yang berat dengan tanjakan panjang, namun juga menawarkan keindahan alam yang membuat pendaki rela bersusah payah menaklukkannya.

Sejak Jumat sore, basecamp pendakian di Garung, Cepit Parakan, Bowongso, Banaran, hingga Butuh Kaliangkrik dipadati para pendaki. Mereka mendaftarkan diri, memeriksa peralatan, lalu memulai perjalanan panjang menuju sabana dan puncak. Suasana riuh terlihat di sekitar basecamp, dengan warung-warung yang ramai oleh pendaki yang membeli logistik dan mengisi tenaga sebelum mendaki.

Jalur Menantang dengan Tanjakan Panjang

Pendaki yang memilih jalur Garung harus menyiapkan fisik ekstra. Jalur ini menanjak terus-menerus dengan waktu tempuh 7–9 jam menuju puncak. Banyak pendaki menyebut jalur Garung sebagai “uji ketahanan,” karena hampir tidak ada turunan atau jalur datar yang memberi jeda istirahat alami.

Sementara itu, jalur Butuh Kaliangkrik menawarkan pemandangan khas “Nepal van Java,” sebuah desa dengan rumah-rumah berundak yang tampak indah di kaki gunung. Namun setelah melewati desa, pendaki tetap menghadapi tanjakan curam menuju sabana. Jalur lain seperti Cepit Parakan dan Bowongso lebih sepi, tetapi tetap menantang dengan hutan lebat dan trek berbatu.

Pesona Sabana dan Sunrise

Meski jalurnya berat, pendaki mendapat hadiah berupa pemandangan sabana luas dengan hamparan rumput hijau. Dari area ini, pendaki bisa menyaksikan keindahan Gunung Sindoro yang berdiri kokoh di seberang.

Saat dini hari, ratusan pendaki bergerak menuju puncak. Dengan langkah hati-hati di jalur berbatu yang semakin menanjak, mereka akhirnya tiba tepat waktu untuk menyambut sunrise spektakuler. Matahari yang perlahan muncul dari balik cakrawala menghadirkan pemandangan luar biasa. Lautan awan, siluet Gunung Merapi, Merbabu, dan Lawu, membuat pendaki larut dalam kekaguman.

Hal yang Perlu Diperhatikan Pendaki

Keindahan Gunung Sumbing memang memukau, tetapi pendaki harus memperhatikan beberapa hal penting:

  1. Kesiapan fisik – Jalur Sumbing menantang dengan tanjakan panjang, sehingga pendaki wajib melatih stamina sebelumnya.

  2. Logistik air – Jalur ini minim sumber air, jadi pendaki harus membawa cukup bekal dari bawah.

  3. Peralatan lengkap – Jaket tebal, sleeping bag, dan alas kaki yang kuat sangat diperlukan karena suhu bisa turun hingga 5–6 derajat Celsius.

  4. Manajemen waktu – Pendaki sebaiknya mengatur jadwal pendakian agar tiba di puncak sebelum matahari terbit.

  5. Kebersihan lingkungan – Pendaki harus membawa kembali sampah dan menjaga jalur tetap bersih.

  6. Keselamatan – Pendaki perlu memperhatikan kondisi cuaca, tidak memaksakan diri saat lelah, dan mengikuti arahan petugas basecamp maupun relawan.

Gunung Sumbing, Perjalanan yang Layak Dikenang

Pendakian Gunung Sumbing bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan juga pengalaman batin. Tanjakan berat mengajarkan kesabaran, sabana hijau menghadirkan ketenangan, sementara sunrise di puncaknya memberi rasa syukur mendalam.

Bagi para pecinta alam, Gunung Sumbing tetap menjadi salah satu gunung yang layak ditaklukkan. Meski jalurnya menantang, keindahan yang tersaji dari puncaknya menjanjikan kenangan tak terlupakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *